Sabtu, 18 April 2020

Kisah Misteri - ASAL USUL PERAYAAN BULAN HANTU

ASAL USUL PERAYAAN BULAN HANTU OLEH ETNIS TIONGHOA


- Festival Hantu (Hanzi: 鬼節, hanyu pinyin: gui jie) adalah sebuah tradisi perayaan dalam kebudayaan Tionghoa. Festival ini juga sering disebut sebagai Festival Tionggoan (Hanzi: 中元, hanyu pinyin: zhong yuan).

Perayaan ini jatuh pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan Tionghoa, bulan 7 dalam penanggalan Tionghoa juga dikenal sebagai bulan hantu dimana ada kepercayaan bahwa dalam kurun waktu satu bulan ini, pintu alam baka terbuka dan hantu-hantu di dalamnya dapat bersuka ria berpesiar ke alam manusia.

Demikian halnya sehingga pada pertengahan bulan 7 diadakan perayaan dan sembahyangan sebagai penghormatan kepada hantu-hantu tersebut. Tradisi ini sebenarnya merupakan produk masyarakat agraris di zaman dahulu yang bermula dari penghormatan kepada leluhur serta dewa-dewa supaya panen yang biasanya jatuh di musim gugur dapat terberkati dan berlimpah.

Namun pengaruh religius terutama dari Buddhisme menjadikan tradisi perayaan ini sarat dengan mitologi tentang hantu-hantu kelaparan yang perlu dijamu pada masa kehadiran mereka di dunia manusia.

Di dalam Buddhisme, tradisi ini disebut sebagai Ulambana yang juga dirayakan dan eksis dalam kebudayaan Jepang. Namun, Ulambana tidak dapat diartikan langsung sebagai Festival Hantu dan sebaliknya juga.

Terlepas dari semua mitologi religius di atas, hikmah dari perayaan ini sebenarnya adalah penghormatan kepada leluhur dan penjamuan fakir miskin. Ini ditandai dengan tradisi sembahyang rebutan, yang membagi-bagikan makanan sembahyangan kepada para fakir miskin setelah penghormatan selesai.

* Perayaan Hantu

Perayaan Hantu ialah sebuah perayaan Cina yang disambut oleh orang Cina di merata dunia. Dalam kalendar Cina (kalendar lunisolar), Perayaan Hantu jatuh pada malam ke-14 bulan ke-7.

Mengikut adat resam Cina, hari ke-13 bulan ke-7 dalam kalendar qamari bergelar Hari Hantu dan bulan ketujuh secara amnya dianggap sebagai Bulan Hantu (鬼月), yaitu apabila hantu-hantu dan roh-roh, termasuklah para leluhur yang lama meninggal, keluar dari alam ghaib.

Ketika perayaan Qingming ahli keluarga yang masih hidup memberi penghormatan kepada leluhur mereka manakala pada Hari Hantu yang meninggal menziarahi yang hidup.

Pada hari ke-13 ketiga-tiga alam Syurga, Neraka dan fana dibuka dan pada masa ini penganut agama Tao dan Buddha melaksanakan upacara amal untuk mengubah dan membebaskan penderitaan orang yang meninggal.

Ciri-ciri terpenting dalam Bulan Hantu ialah penyembahan nenek moyang, yang mana ketaatan para keturunan disambungkan kepada para leluhur walaupun selepas kematian mereka.

Kegiatan yang dijalankan pada bulan ini termasuk menyediakan persembahan makanan secara ritual, pembakaran wang neraka dan bungkusan yang mendandungi kain untuk memberi penghormatan kepada roh-roh leluhur yang menziarah, iaitu melayan orang yang meninggal seolah-olah mereka masih hidup.

Makanan dihidangkan dengan kerusi kosong bagi setiap ahli yang meninggal dalam keluarga. Keraian yang lain termasuk melepaskan perahu kertas kecil dan tanglung di atas air, yang menandakan tindakan membantu roh-roh sesat mencari jalan.


Sumber: